.

Jumat, 25 Februari 2011

'Nurdin Pilih turun dengan hormat atau pilih diturunkan paksa"


Denpasar - Ketua Umum PSSI Nurdin Halid diminta turun dari jabatannya dengan soft landing. Namun, jika tetap bersikeras bertahan, maka ia terancam diturunkan secara darurat oleh pecinta bola Indonesia.

Kisruh PSSI akibat ekses proses Kongres PSSI sebaiknya dicarikan jalan keluar yang bisa menyejukkan semua pihak. Untuk itu, angggota Komisi Olahraga DPR RI Gede Pasek Suardika menyarankan agar diatur mekanisme Nurdin Halid bisa turun dengan soft landing.

"Daripada dipaksa mendarat darurat kan lebih baik soft landing. Semua nyaman, tidak ada yang dipermalukan dan reformasi struktur PSSI bisa berjalan," kata Pasek Suardika dalam rilias yang disampaikan kepada detikcom, Jumat (25/2/2011).

Untuk hal itu, loyalis Nurdin Halid harus bekerja produktif melakukan soft landing tersebut untuk menyelamatkan kefiguran NH yang merosot ke titik nadir. Sehingga NH bisa terhindar dari korban gerakan revolusi PSSI yang dilakukan masyarakat pecinta bola dengan cara yang memalukan.

Namun kalau upaya suksesi tidak bisa dilakukan dengan mulus, maka memang sudah seharusnya pemerintah turun tangan. "Kalau bisa berjalan mulus, pemerintah memantau saja, tapi kalau masih dengan mekanisme otoriter dan main kayu yang kasar, maka pemerintah wajib ambil alih," kata Pasek.

Ditegaskannya, ini bukan republik FIFA tapi Republik Indonesia. "Urusan bola itu bukan hanya milik oknum pengurus PSSI saja tapi juga urusan mayoritas masyarakat Indonesia yang memang pecinta bola," tegasnya.

Pasek Suardika mengaku geli melihat reaksi petinggi PSSI yang menuding pihak yang mengkritiknya sebagai orang tidak mengerti bola.

"Kalau memang kubu NH tidak mau mendarat dengan mulus untuk diganti maka dipaksa mendarat darurat harus dilakukan. Untuk itu perangkat pendaratan darurat harus disiapkan guna mencegah kerugian yang besar bagi dunia sepakbola Indonesia," tegas Pasek Suardika.

di copy dari DETIKSPORT.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar